Jumat, 25 November 2016

Wisata Perkebunan Kopi Perbukitan Menoreh


Masyarakat Desa Sidoharjo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan wisata di kawasan perkebunan kopi seluas 37 hektare yang berada di lereng Perbukitan Menoreh.

"Di Desa Sidoharjo, khususnya di Pedukuhan Madigondo terdapat kebun kopi seluas 37 hektare. Perkebunan kopi berkembang pesat dengan adanya kegiatan wisata," kata Ketua Kelompok Tani Margo Mulyo Madigondo Suradio di Kulon Progo, Senin.

Ia mengatakan selain kebun kopi, terdapat juga lahan pertanian dan kehutanan mencapai 143 hektare. Agrowisata kopi dan wisata alam potensial untuk dikembangkan, namun saat ini mayoritas tanaman kopi memang masih bercampur dengan jenis budi daya lain.


"Hamparan kebun kopi di Kecamatan Samigaluh ada tiga titik, salah satunya akan dilewati ketika wisatawan menuju Curug Sidoharjo," kata Suradio.

Pengelola Desa Wisata Sidoharjo, Alfiah mengatakan, salah satu upaya pengembangan melalui agrowisata kopi yang dipadukan dengan wisata alam pegunungan.

Alfiah mengatakan warga Sidoharjo memiliki keinginan untuk menggabungkan antara wisata kopi dengan wisata alam. Selain perkebunan sekaligus proses produksi kopi, di Madigondo juga banyak terdapat wisata alam seperti curug atau air terjun Sidoharjo, serta Watu Jonggol yang menjadi habitat kera ekor panjang, dan Watu Jengger.

"Kami berharap ada pendampingan dari pemerintah bagaimana mengemasnya, supaya Desa Sidoharjo benar-benar menjadi desa wisata yang lebih dikenal oleh wisatawan," katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertan) Kulon Progo Bambang Tri Budi Harsono mengatakan Samigaluh merupakan sentra kopi di Kulon Progo. Areal perkebunan kopi yang cukup luas juga terdapat di Pedukuhan Madigondo, Pedukuhan Nglinggo dan Keceme.

"Kami berharap dengan keberadaan budi daya kopi dan sumber daya alam yang ada, jumlah pengunjung akan bertambah dari tahun ke tahun," kata Bambang.

Menurut Bambang, kawasan perkebunan kopi dan agrowisata perlu penataan lingkungan agar kondisinya berbeda dan menjadi ikon Kecamatan Samigaluh. Misalnya, penataan tanaman monokultur kopi seperti yang dilakukan di Banjaroya Kalibawang untuk pengembangan pertanian monokultur durian sekaligus menjadi agrowisata.

Ia mengatakan pemkab akan memberi dukungan fasilitasi seperti intensifikasi, infrastruktur, peralatan mesin, dan sarana produksi untuk mendukung pemberdayaan masyarakat.

"Secara bertahap, kami arahkan ke organik, disosialisasikan ke masyarakat bahwa Kopi Menoreh adalah kopi organik, yang harus ada sertifikatnya, nanti diproses," katanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar